Kamis, 18 Februari 2016

Carabiner (Indonesia)

Sejarah Carabiner
Otto Herzog pada tahun 1911 adalah pendaki pertama yang telah membuat dan menggunakan perangkat carabiner dan digunakan oleh petugas pemadam kebakaran di Munich. Dulfer, Fiechtl dan Herzog menggunakan carabiner pada malam Perang Dunia I. Carabiner telah diperbaiki beberapa kali selama beberapa dekade, sehingga lebih ringan, handal dan tahan lama.

Carabiner secara luas digunakan dalam kegiatan tali-intensif seperti mendaki, ilmu pengetahuan hutan, caving, berlayar, balon udara panas, tali penyelamat, konstruksi, pekerjaan tali industri, membersihkan jendela, penyelamatan arung dan akrobat. Mereka terutama terbuat dari kedua baja dan aluminium. Yang digunakan dalam olahraga cenderung dari bobot yang lebih ringan daripada yang digunakan dalam aplikasi komersial. Sering disebut sebagai carabiner-gaya, carabiner keyrings dan klip cahaya-penggunaan lain dari gaya dan desain yang serupa juga telah menjadi populer. Kebanyakan dicap dengan "Not For Climbing" atau peringatan yang sama karena kurangnya umum standar beban-pengujian dan keselamatan di bidang manufaktur. Sementara dari perspektif etimologis setiap logam melampirkan link dengan gerbang musim semi teknis carabiner, penggunaan yang ketat di antara komunitas panjat khusus mengacu hanya untuk perangkat tersebut diproduksi dan diuji untuk beban di sistem keselamatan-kritis seperti batu dan mendaki gunung.
Pengertian Carabiner adalah loop logam dengan gerbang. Bagian loop sebaliknya gerbang disebut sebagai tulang belakang. Hal ini dapat dengan cepat dan revesibel terhubung komponen dalam sistem keselamatan-kritis. Carabiner banyak bentuknya. Dan dapat digunakan dalam pendakian atau kegiatan lain yang membutuhkan keselamatan.
Carabiner (Indonesia)
(Searah jarum jam dari kiri atas:  berbentuk kawat gerbang, berbentuk gerbang lurus, gerbang lurus Oval, Pear berbentuk auto, berbentuk sekrup. Via  Pusat  peringkat carabiner standar.)
Carabiner pada balon udara panas yang digunakan untuk menghubungkan amplop ke keranjang dan dinilai sebesar 2,5 ton, 3 ton atau 4 ton.

Carabiner (Indonesia)
(Bagian-bagian carabiner)

Secara umum, bagian - bagian Carabiner dapat dibedakan menjadi :

  1. Gate
  2. Frame Ujung Atas
  3. Frame Ujung Bawah
  4. Spine Frame



Jika dilihat dari bentuknya, Carabiner dapat dibedakan menjadi :

1. Carabiner Oval
Carabiner (Indonesia)

(carabiner oval via campmor.com)
Oval merupakan bentuk asli dari Carabiner, serbaguna walaupun tidak sekuat Carabiner dalam bentuk yang lain. Bentuk dari Carabiner Oval ini yaitu memiliki lekukan bagian atas dan lekukan bagian bawah yang sama sehingga beban yang diberikan pada Carabiner ini akan terpusat pada bagian tengah Carabiner dan pergeseran beban juga akan terbatas pada lekukan yang ada dibagian ini.


2. Carabiner Bentuk D 
Carabiner (Indonesia)
(Carabiner bentuk D)
Carabiner bentuk " D " dirancang untuk menggeser beban yang diberikan oleh Carabiner ke arah Spine Frame, sisi carabiner " D " yang lurus dan jauh dari gerbang carabiner. Untuk Carabiner " D ", sisi ini merupakan bagian yang terkuat untuk menahan beban dan sisi yang terdapat gerbang ( Gate ) merupakan bagian yang terlemah dari Carabiner tersebut. Carabiner " D " lebih kuat jika dibandingkan dengan Carabiner jenis oval dengan bahan dan ukuran yang sama.


3. Carabiner Asymmetrical D
Carabiner (Indonesia)
(Carabiner Asymmetrical D via Rei.com)
Prinsip kerjanya sama dengan Carabiner " D " biasa, tetapi Carabiner ini memiliki bentuk yang salah satu ujungnya lebih kecil dibandingkan ujung yang lainnya yang gunanya untuk mengurangi berat dari Carabiner itu sendiri.



Carabiner jenis ini biasanya memiliki gerbang ( Gate ) yang lebih besar jika dibandingkan dengan Carabiner jenis " D " biasa sehingga lebih mudah untuk meng-klik-nya. Tetapi Carabiner bentuk ini tidak memiliki luas lingkaran dalam yang lebih besar jika dibandingkan dengan Carabiner " D " biasa atau Carabiner Oval dengan ukuran yang sama.

4. Carabiner Pear 
Carabiner (Indonesia)
( Carabiner Pear via rosebrand.com)
Carabiner bentuk ini biasanya digunakan untuk belay, dilengkapi dengan Screw Gate supaya lebih aman. Carabiner ini memiliki salah satu ujung yang sangat sempit dan ujung yang lain sangat luas. Tujuannya untuk ujung yang kecil adalah bagian yang akan dikaitkan ke harness belay dan bagian yang luas adalah bagian yang akan berhubungan dengan tali pemanjat.


Bagian yang luas ini memberikan keleluasaan pada tali yang terhubung dengan pemanjat, sehingga memudahkan pada saat mengulur tali.

Berdasarkan pilihan bentuk Gerbang ( Gate ), Carabiner dapat dibedakan menjadi :

1. Carabiner dengan gerbang ( gate ) lurus
Carabiner (Indonesia)

Sejauh ini, Carabiner dengan bentuk gerbang lurus adalah yang paling umum digunakan. Bentuk gerbang Carabiner jenis ini benar - benar lurus dari titik poros sampai ke ujung gerbang. Seperti jenis lainnya, Carabiner ini memiliki pegas pada poros gerbangnya yang mudah didorong saat dibuka dan kembali menutup secara otomatis saat dilepas.



2. Carabiner Bent Gate
Carabiner (Indonesia)
(carabiner Bent Gate via bivouac.co.n)
Carabiner Bent Gate memiliki bentuk gate ( gerbang ) yang melengkung sehingga lebih memudahkan pada saat akan dikaitkan dengan pengaman. Rancangan gate yang melengkung tidak terlalu berpengaruh kepada kekuatan ataupun berat Carabiner.


Jika tidak digunakan dengan benar, kaitan Carabiner Bent Gate bisa saja terlepas dari tali. Seperti jenis peralatan climbing yang lain, tata cara penggunaan Carabiner Bent Gate harus benar - benar dipelajari untuk keamanan pada saat digunakan.

3. Locking Carabiner
Carabiner (Indonesia)
(Locking Carabiner via ebay)
Locking Carabiner mempunyai gerbang ( gate ) yang bisa dikunci pada kondisi tertutup sehingga memberikan pengamanan yang lebih dan mengantisipasi kecelakaan yang timbul akibat terbukanya gate Carabiner.

Carabiner jenis ini harus selalu digunakan pada saat pengaman kita hanya bergantung pada satu Carabiner, seperti pada saat rapelling, belaying atau pada titik pengaman pertama ( jika mempunyai beberapa titik pengaman pada saat berada di tebing ). Locking carabiner bisa saja berbentuk oval, “D”, asymmetrical “D” atau pear.

4. Wire Gate Carabiner
Carabiner (Indonesia)
(Wire Gate Carabiner via cdn.campsaver.com)
Wire Gate Carabiner menggunakan lingkaran kawat dari bahan stainless steel untuk gate-nya. Lingkaran kawat ini mempunyai mekanisme tersendiri untuk putaran pada sumbunya, mengurangi berat carabiner secara keseluruhan dan mengurangi kebutuhan untuk komponen tambahan seperti yang ditemukan pada Carabiner konvensional.

Kebanyakan Carabiner Wire Gate ini tidak sekuat Carabiner konvensional. Gerbang Carabiner ini juga cenderung bergetar ketika mendapat beban kejut karena massa yang rendah dari kawat itu sendiri.


Standar Carabiner di Eropa:
Carabiners dijual untuk digunakan dalam pendakian di Eropa harus sesuai dengan standar EN 12275: 1998 "peralatan Mountaineering - Konektor - Persyaratan keselamatan dan metode uji", yang mengatur protokol pengujian, kekuatan, dan tanda-tanda. Setidaknya 20 kN (20.000 Newton = sekitar 4.500 pound kekuatan yang signifikan lebih dari berat mobil kecil) dengan gerbang tertutup dan 7 kN dengan pintu terbuka adalah standar untuk sebagian besar aplikasi pendakian, meskipun persyaratan bervariasi tergantung pada aktivitas.

Sumber referensi :

  • "Climbing Dictionary & Glossary". MountainDays.net. Retrieved 2006-12-05.
  • "Online Etymology Dictionary". etymonline.com.
  • "Cameron Balloons Maintenance Manual (refer to section 6.6.4)". Retrieved 2015-03-28.
  • "Climber's Club Journal" (PDF). Climber's Club. Retrieved 24 April 2005.
  • "Grivel Mega K6g Twingate". rockandice.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar